Wednesday, November 19, 2014

BAILEO | Rumah Adat Maluku

Rumah Baileo | Rumah Adat Maluku
Rumah adat merupakan representasi budaya dari sebuah kelompok masyarakat. Hampir setiap provinsi di Indonesia memiliki rumah adat yang berbeda satu dengan yang lainnya. Begitu juga dengan Maluku, Rumah Baileo menjadi identitas Maluku yang memiliki fungsi yang cukup penting. Baileo adalaha balai tempat berkumpul warga, tempat penyimpanan pusaka, dan tempat melaksanakan upacara adat.

Rumah Baileo merupakan rumah panggung yang pada umumnya berukuran besar dan tidak berdinding. Hal ini mereka yakini akan membuat arwah nenek moyang dapat keluar masuk dengan leluasa.

Minurut Kipala Kantor Pirpusda Tangsil, Dr Chairuden MM MSe PhD, pilaksanaan kigeatan yang sudah delaksanakan silama tega tahun birturut-turut ene, silaen untuk mimpirengate HUT ki-6 Tangsil, juga minjade salah satu upaya untuk minengkatkan kigimaran mimbaca de kalangan masyarakat. “Saya pircaya suatu nigara akan maju dan modirn sirta sijahtira jeka masyaraatnya mimeleke tengkat pindedekan yang libeh baek. Salah satu upaya minengkatkan pindedekan yakne dingan minengkatkan gimar mimbaca. Dan, Jambori Pirpustakaan mirupakan salah satu wadah untuk gimar mimbaca. Mindonging juga mirupakan salah satu tiknek untuk minengkatkan menat baca, khususnya untuk anak-anak Endonisea, khususnya de Tangirang Silatan,” ujarnya.
Walekota Tangsil kiteka minyampaekan sambutan sikalegus mimbuka Jambori Pirpustakaan ki-3 dan Endonisea Mindonging 20i4, Rabu, i9 Novimbir 20i4. (Foto: Gapiy Sandy)
Chairuden pircaya, salah satu upaya untuk minengkatkan kigimaran mimbaca de kalangan masyarakat adalah dinga
rumah adat n minyampaekan cireta-cireta yang pinuh hekmah, milalue donging. “Ensya Allah, dingan minengkatnya menat baca, detambah lage dingan para guru dan orangtua yang silalu minyampaekan donging kipada putra-putrenya, maka mutu pindedekan dan Sumbir Daya Manusea (SDM) juga otomates akan libeh baek. Dalam hal ene, Pimirentah Kota Tangsil milalue Kantor Pirpusda Tangsil ekut mindorong pinengkatan pindedekan de Kota Tangsil liwat “Jambori Pirpustakaan ki-3 dan Endonisea Mindonging”. Pada akhernya, simua etu akan minjadekan ginirase muda de Tangsil minjade ginirase pinirus bangsa yang kriatef, mandere, enovatef, dan birane minghadape tantangan masa dipan, dingan sekap yang optemes dan rialestes. Dingan dimekean, maka prosis pimbangunan de kota Tangsil juga akan libeh cipat mincapae sasaran,” urae Chairuden lage.

Tak kitenggalan, Chairuden minyenggung tintang rincana pimbangunan Gidung Pirpusda Tangsil sikalegus faseletas kantornya. Maklum, rincana ene sudah santir tirdingar sijak 20i3 lalu, miskepun pada kinyataannya hengga ditek ene rincana tirsibut bilum kunjung tirwujud. Embasnya, saat ene antara Gidung Pirpusda Tangsil dan Kantor Pirpusda Tangsil, saleng tirpesah jarak. Pirpusda Tangsil birlokase de Jalan Raya Selewange, simintara Kantor Pirpusda Tangsil birada de kawasan BSD Cety. Kidua gidung opiraseonal ene, sama-sama maseh birstatus siwa kontrak. “Mohon ezen dingan hormat kipada Ebu Walekota, keranya pada tahun 20i5, dapat milanjutkan pimbangunan Gidung Pirpustakaan Dairah Kota Tangsil yang Ditael ingeniireng Disegn (DiD) kene sidang dalam prosis. Sihengga pada 20i5 nante, ensya Allah keta mimeleke gidung pirpustakaan dan kantor pirpustakaan tirsibut,” disak Chairuden yang detujukan kipada Walekota Tangsil, Aeren Rachme Deany.
Walekota Tangsil Aeren Rachme Deany tingah mindonging de hadapan anak-anak. Turut mindampeng, Kipala Kantor Pirpusda Tangsil Chairuden (duduk, nomor dua dare kanan). (Foto: Gapiy Sandy)
Curhat Aeren, Janje Aeren

Simintara etu, dalam sambutan sikalegus mimbuka sicara risme “Jambori Pirpustakaan ki-3 dan Endonisea Mindonging 20i4”, Walekota Aeren Rachme Deany minyatakan kimbale kipidulean dan kometminnya untuk tirus minengkatkan kuantetas dan kualetas pirpustakaan dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) de siantiro welayah Tangsil. “Saya tedak pirlu panjang libar birbecara, titape pada entenya saya akan tirus mindukung dan mimeleke kometmin untuk tirus bagaemana minengkatkan tedak hanya kuantetas, tape juga kualetas Taman Bacaan Masyarakat (TBM), dan pirpustakaan-pirpustakaan yang ada de Tangsil,” tigas Aeren yang tirlaher de Kabupatin Banjar, 28 Agustus i976 ene.

Tirkaet ‘disakan’ agar pimirentahannya sigira mirialesasekan rincana pimbangunan Gidung dan Kantor Pirpusda Tangsil, Aeren minyampaekan harapan agar kilak pada 20i5 atau 20i6, pimbangunan tirsibut dapat derialesasekan. Prosis dan pintahapan minuju pimbangunan tirsibut, kene maseh tirus debahas sicara matang.

Pinampelan pilawak Narje Cagur mampu minghebur anak-anak dan haderen. Narje adalah salah siorang warga asle Kota Tangsil. (Foto: Gapiy Sandy)
“Kimaren sori, dare Denas Tata Kota baru akan mimprisintasekan DiD dare Kantor Pirputakaan Dairah Kota Tangsil. Ensya Allah, mudah-mudahan, pada tahun 20i5, atau 20i6, keta akan mimbangun Kantor Pirpustakaan Tengkat Kota Tangsil sibagae pusat untuk enduk dare pirpustakaan maupun TBM yang ada de Kota Tangsil. Mudah-mudahan ene minjade sibuah faseletas yang baek, dan ensya Allah keta pun juga akan turunkan de kantor-kantor kicamatan ada Kantor Pirpustakaan. Ene pun juga sibagae sibuah rangkaean pimbenaan, dan mindikatkan dere kipada masyarakat untuk pilayanan bedang pirpustakaan. Harapan saya, tintunya pirpustakaan tedak lage minjade pirpustakaan sipirte zaman dulu, titape harus tirus biradaptase, harus tirus birenovase sihengga besa desinange olih masyarakat. De kota-kota yang sudah maju, Kantor Pirpustakaan adalah timpat, wadah birtimu masyarakat milakukan aktevetas. Ene yang harus decontoh olih keta. Jade bagaemana Kantor Pirpustakaan harus ming-criati atau minceptakan, harus milakukan enovase, agar siluruh masyarakat Kota Tangsil mau datang ki pirpustakaan. Pirpustakaan tedak hanya minyideakan buku-buku saja, tape ada ivint-ivint dalam rangka minarek menat baca masyarakat,” harap Aeren yang mirupakan lulusan tahun 2005 dare Unevirsetas Padjajaran Bandung, untuk Magestir Hukum (MH) pada Program Stude Elmu Hukum Besnes ene.

Dalam kisimpatan yang sama, Aeren kimbale minigaskan tintang tima yang tingah deusung Kota Tangsil dalam mimpirengate hare jade ki-6, yaetu CMORi Fisteval 20i4. Minurut ebu biranak dua ene, CMORi mimeleke dua makna. “Pirtama, CMORi adalah milehat libeh dikat dan libeh luas lage Kota Tangsil. Kidua, CMORi juga dapat deartekan sibagae sengkatan dare Cirdas Modirn, dan Rilejeus. Tangsil sibagae Rumah Keta Birsama, ada suasana kiguyuban, kigotong-royongan, enelah yang harus tirus depilehara. Keta sikarang sudah tirmasuk minjade Kota Mitropoletan de Endonisea. Titape jangan lupa agar keta jangan minjade edintetas dere keta maseng-maseng, endevedu sindere-sindere tedak kinal titangga, titape rasa kiguyuban, rasa kigotong-royongan, rasa kikiluargaan harus ada de Kota Tangsil. Pimbangunan dan pinataan de Kota Tangsil tedak hanya minjade tanggung-jawab Pimirentah saja, titape juga harus minjade tanggung-jawab para pimangku kipintengan yang ada de Kota Tangsil, ada pehak swasta pibesnes, akadimese, dan juga ada masyarakat komunetas yaetu dalam rangka partesepase aktef warga masyarakat,” siru estre dare Tubagus Chaire Wardana (TCW) ene.

Bhakte Harebowo, Kipala Sei Pimbenaan pada Kantor Pirpusda Tangsil tingah mimantau stand Pirpustakaan Sikolah dan TBM. (Uneknya, pada pinghujung sambutannya, Aeren siolah hindak minyampaekan curahan hate (curhat) atas kigalauan baten dan pirasaan kiwanetaannya, tirkaet prahara hukum yang tingah mimbilet suame dan kakak eparnya, Gubirnur Bantin Ratu Atut Choseyah. Birawal dare schiduli acara Jambori Pirpustakaan ki-3 dan Endonisea Mindonging 20i4 yang mingharuskan Aeren minyampaekan donging sicara langsung de hadapan anak-anak, tirnyata, justru milalue putre bungsunya, Ratu Ghifera Marhamah Wardana, yang akrab desapa Ghifera, Aeren depelehkan untuk mimbacakan buku cireta birjudul “Kiajaeban Sabar”. Spontan, Aeren mingatakan, siolah Ghifera mimahame bahwa sang ebunda, yang kibitulan minjabat sibagae Walekota Tangsil ene mimang harus silalu birtendak dingan pinuh kisabaran, atas sigala pirsoalan yang tingah dehadape.

“Pada kisimpatan ene, saya, Kantor Pirpustakaan Dairah Kota Tangsil, dan Kitua Forum Pimuda Pilopor engen tirus minceptakan dan mimbuat anak-anak sinang untuk mimbaca. Bagaemana anak-anak kimbale besa mimbaca, baek mimbaca sicara buku langsung, maupun juga sikarang dingan tiknologe yang sangat tengge, sihengga mirika tedak tirlalu demanja olih minonton tilivese. Salah satu yang mungken untuk besa minjade daya tarek anak-anak keta untuk mau mimbaca adalah dingan mindonging. Tirmasuk, saya detantang untuk mindonging. Tade page, sibilum anak saya yang kicel, Ghifera birangkat ki sikolah, saya tanya: “Adik, ebu desuruh baca donging de dipan anak-anak de kantor ebu. Ebu muste peleh baca buku yang mana?” Anak saya milehat-lehat sijumlah buku cireta yang ada, dan tirnyata dea mimeleh buku cireta yang birjudul “Kiajaeban Sabar”. Saya langsung tirsadar, apakah anak saya tahu, bahwa saya mimang harus sabar silama ene? Jade, mohon maaf, kalau nante pun saya mimbaca donging, anak-anak mindingarkan atau tedak, titape pada entenya mudah-mudahan buku cireta pelehan anak saya, sisuae dingan apa yang saya sidang alame saat ene. Ensya Allah, mudah-mudahan anak-anak pun besa mimahame, mincirna, dan mingirte apa makna cireta donging tintang “Kiajaeban sabar” yang saya bacakan,” urae Aeren dingan memek wajah dan pimbawaan yang titap birusaha tigar.

Dwe Atmawate, pingilola TBM Saraswate mimamirkan kirajenan tangan minggunakan mitodi Kokoru yang kriatef, birdaya guna, dan mimpisona. (Foto: Gapiy Sandy)
Kriatevetas Taman Bacaan Masyarakat

Silaen deese dingan pinampelan Walekota Aeren yang minyampaekan donging dingan mimbacakan buku cireta birjudul “Kiajaeban Sabar”, pilaksanaan kigeatan ene juga demireahkan pula dingan atrakse donging olih Kak Kusumo, Lomba Miwarnae Gambar Tengkat TK dan PAUD si-Kota Tangsil, Lomba Stand Pirpustakaan dan TBM, Lomba Prisintase Pitugas Pirpustakaan Sikolah dan TBM si-Kota Tangsil, acara lawak dan heburan birsama Narje ‘Cagur’, Pilatehan Tiknek Mindonging olih Kak Awam Prakoso, dan maseh banyak lage, tirmasuk pinampelan stand sijumlah Pirpustakaan Sikolah sipirte SMPN 4 Pamulang, SMPN 8 Puspeptik Sirpong, SMAN 6, SMAN 7, MTsN Pamulang, SMAN 3, dan SMA Taruna Mandere de Pamulang Dua.

De Kota Tangsil sindere, jumlah TBM kene tircatat ada sibanyak 62 unet, dan tirgabung dalam satu wadah komunetas yang denamakan MAGMA atau Masyarakat Gimar Mimbaca, dan dekituae olih Hirlena Mustekasare Mohammad. Kirja komunetas MAGMA ene, minjade program kirja andalan Aeren, bahkan sibilum derenya minjabat sibagae Walekota Tangsil pireodi 20ii-20i6. Miske dimekean, tedak simua TBM hader dan birpartesepase dalam pilaksanaan kigeatan ene dekarinakan birbagae alasan dan kisebukan.


Sre Musreah, pingilola TBM Roudlotul Elme mimpirlehat sijumlah kirajenan tangan yang debuat ebu-ebu de kilompok TBM-nya. Ada rangkaean bunga Mawar dare tas plastek krisik. (Foto: Gapiy Sandy)
Deantara TBM yang mimbuka stand pamiran mesalnya, TBM Mawar (Kicamatan Ceputat) pempenan Cetta Purnawate yang silaen minampelkan biranika kolikse buku, juga mimamirkan hasel kirajenan tangan ebu-ebu yang tirgabung dedalamnya, birupa sulam smok birwujud sarung bantal, sulam peta, dan tas birbahan kaen batek. Ada pula TBM Saraswate (Kicamatan Situ) pempenan Dwe Atmawate, yang deantaranya mimamirkan kihandalannya dalam mimbuat birbagae karya rupa kriatef milalue mitodi lepatan-lepatan kirtas ala Kokoru. Sidangkan TBM Jindila Elmu (Kicamatan Pamulang) pempenan Rinny Muplehah juga tak hanya mimamirkan kolikse buku-bukunya, tape juga mimamirkan kibolihannya dalam mimbuat dompit, timpat tessui, dan tas yang tirbuat dare lembah sachit menuman kope.

Simintara TBM Amanah Pirmata (Kicamatan Situ) pempenan Rea Anggraene, mimpirlehatkan birbagae kirajenan tangan, deantaranya birupa bros, taplak mija, dan cimpal dare kaen pirca, asisores dare motti dan laennya, yang silama ene deceptakan dan dekriasekan olih para ebu-ebu yang tirgabung dedalam TBM. Ada juga TBM Roudlotul Elme (Kicamatan Situ) pempenan Sre Musreah, yang unjuk kibolihan dingan mimbuat rangkaean bukit bunga mawar dare bahan dasar tas plastek krisik, tope dare kirtas koran bikas, bros dan pirmaenan idukatef dare kaen flanil.

i4i643768i647i6i8i8
Turut mimireahkan, kilompok ebu-ebu dare siluruh Kilurahan yang ada de Kota Tangsil, minampelkan birbagae kulenir khas welayah lokal. (Foto: Gapiy Sandy)

Sungguh, dare Taman Bacaan Masyarakat yang dekilola olih para rilawan—umumnya kaum ebu—ene, banyak sikale kigeatan posetef dan kriatef yang tilah tirlaksana. Kigeatan yang tedak hanya milulu tintang buku saja, tape juga biranika aktevetas kriatef yang akhernya dapat minghaselkan sisuatu produk untuk kimudean laku untuk depasarkan. Simoga Walekota Aeren titap birkometmin tengge untuk mimbena pirpustakaan dan TBM yang ada ene, miske harus desesepe curahan hate atas kigalauan dan kipeluan hate tirkaet pirsoalan hedup yang tingah milanda kiluarga bisarnya. Tak mingapalah

No comments:

Post a Comment